MELANGKAH DI LANGIT CINTAMU
MELANGKAH DI LANGIT CINTAMU
Oleh : Panca Lukitasari
Andai
cintamu adalah seorang dewa maka tulisan ini aku buat “ untukmu” sebab di sini
ada doa yang selalu menyertaimu di hari-hari indahku bersamamu. Bagaikan melangkah di awan cintamu….
Mainan kertas itu tersentuh kulit wajahku,
aku melirik sutanto . “Dia lagi, dia lagi “ gerutuku dalam hati. Sutanto teman ppl kkl, tertawa cekikian melihatku marah. Langsung aku lemparkan kertas tepat di wajahnya. Dia menatap mataku. “Apa lihat-lihat” jawabku
ketus. Entah apa yang ada dalam pikirannya, dia memberikan buku PPL nya.
Magang ppl dan
kkl di di SMP PGRI 1 surabaya, mengharuskan semua mahasiswa untuk praktek
mengajar di sana. Untuk itu semua mahasiswa harus menjaga “sikap” yang baik agar kami
diterima dan diperlakukan baik pula oleh kepala sekolah .
Sore ketika sampai rumah, bundaku
memberikan sepucuk surat. Aku cium kertas suratnya, “heeem wangi dari siapa ya?
“. Aku tak sabar membukannya dan membaca
nama pengirimnya. Disana tertulis nama sutanto. “aduh kenapa lagi anak ini” gerutuku dalam
hati. Aku baca suratnya dan aku kaget membaca
tulisannya “Aku cinta kamu panca” .
“Hah”
serasa tak percaya, aku membacanya berkali kali. Bagai di guyur es 1 (satu) ton
rasanya adeeem sekali hati ini. Senang ada yang mencintai aku. Aku teruskan
membaca surat sutanto “ Panca, aku
mainan kertas itu kemarin hanya ingin menulis perasaan hati yang terpendam ketika
bertemu kamu di ppl kkl”.
Deg-degan membaca surat sutanto. Aku peluk
suratnya sambil tersenyum- senyum sendiri. “Padahal teman-teman ppl kkl cantik-cantik semua , apalah aku ini. Apakah
sutanto adalah laki-laki yang pantas untuk aku dan menerima cintanya?”. Aku baru menyadari bahwa dia memang “ada rasa”
denganku.
Esok paginya aku segera menemui sutanto
untuk mengklarifikasi isi suratnya. Sesampai di sana aku melihat sutanto menyapu lantai kantor dan
aku mendekatinya.
Jantungku berdegup kencang melihat sutanto.
Aku meliriknya dan ternyata sutantopun melirik ku. Sutanto berjalan mendekatiku
. “Sudah membaca suratku panca?” kata sutanto padaku.
Mata
sutanto yang tak lepas terus memandangiku.
“Jangan
lihat terus, aku malu” kataku sambil menundukkan kepala.
“Aku
mencintaimu panca, kamu juga kan” kata sutanto sambil melihatku.
Entah
ada dorongan apa, aku menganggukkan kepala. Sutanto memegang tanganku dan
berbisik didekat telinga, “I love you panca” ucapnya.
Serasa
jiwaku melayang di langit yang biru. Hatiku serasa
mendapat “hadiah indah” darinya. Bahagia dan terharu itulah kesan yang ku
terima dari sutanto. Aku siapkan diriku melangkah di langit cintamu, sutanto.
Terbang, melayang...., Awas jatuh.... Eh... sudah jatuh ya? Hehe....
ReplyDeleteApakah Sutanto akhirnya jd ayahnya anak anak?
ReplyDeleteSelamat, kembali ke dunia blog, Bu Panca
ReplyDeleteFoto atau apa ya namanya di pembuka...so.sweet......
ReplyDeleteSuit...suit....
ReplyDeleteKlemben... Klemben... Roti... Roti...
ReplyDelete