SI KOPLAK
Beberapa
hari ini aku mencari kucingku si koplak,
karena tak kelihatan batang hidungnya. Sudah
dua hari si koplak hilang entah kemana. Aku panggil namanya berulang-ulang “koplak, koplak, koplaak kemana sih kau..”. Aku
jadi sedih memikirkan si koplak.
Aku
selalu memanggil koplak karena kucingku itu berprilaku aneh . Kebiasaan si
koplak suka membenturkan kepalanya di tembok berulang-ulang sampai kepalanya
mengeluarkan darah. Tak sampai hati aku melihatnya dan aku olesi balsam panas di
kepala dan wajah si koplak. Tak lupa matanya pun aku olesi juga biar tidak
pusing si koplak malah meraung-raung kepanasan
dan matanya berair. Aduuh koplak-koplak kasihan kau.
Semenjak kejadian itu, si koplak sering
menghindar bila aku ajak jalan-jalan. Dan akhinya si koplak menghilang sampai
saat ini
“Sekarang
aku harus mencarimu kemana koplak-koplak” pikirku dalam hati. Aku berbaring di
sofa ruang tamu, terbius dengan sejuknya kipas angin. Tiba-tiba ada menyentuh
kulitku di bawah. Segera aku lihat “Hah, kamu koplak”. Aku peluk si koplak , koplakpun demikian
kangen juga padaku . Si koplak menatapku dan menginggit bajuku seperti
memintaku untuk mengikutinya. Setengah
hati akhirnya aku mengikutinya dari belakang. Ternyata si koplak menuju tepat
tidurku . “ Ada apa koplak” tanyaku ke dia. Si koplak melompat di atas ranjang
dan menunjukkan kotorannya ada di atas bantalku. Aku kaget bercampur kesal “Koplaaak
koplak sini kaau kurang ajar” aku berteriak marah, si koplak malah lari
bersembunyi. Koplak..koplak dasar kau.
Dasar koplak...
ReplyDelete